Desember 4, 2024

Seorang remaja 19 tahun di Amerika Serikat (AS) harus dilarikan di rumah sakit beberapa jam setelah makan makanan sisa temannya yang dibeli dari restoran. Tak lama setelah itu, ia mengalami gagal organ dan kedua kaki serta jari jarinya harus diamputasi. Menurut sebuah laporan dari The New England Journal of Medicine yang dikutip , mahasiswa Massachusetts itu makan nasi, ayam, dan lo mein dari sebuah restoran.

Segera setelah itu, dia merasakan sakit perut dan kulitnya berubah warna menjadi ungu. Ia dilarikan ke rumah sakit karena "syok, kegagalan organ ganda, dan ruam". Kondisinya memburuk dengan cepat.

Ia mengalami pernapasan abnormal, tekanan darah tinggi dan muntah. Secara keseluruhan, remaja itu terbilang sehat dengan kebiasaan minum dan merokok, kata laporan itu. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, ia didiagnosis dengan penyakit meningokokus purpura fulminan.

Penyakit itu yang menyebabkan leher kaku, mual, gangguan pernapasan, syok dan kegagalan organ, menurut laporan tersebut. Purpura fulminan adalah komplikasi langka yang muncul bersamaan dengan syok septik. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri dan membawa gejala seperti demam mendadak dan muntah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan kondisi itu dapat "menyebabkan kematian hanya dalam beberapa jam". Selama dirawat di rumah sakit, kondisi remaja memburuk dan dia mengalami nekrosis, kematian jaringan dan sel. Di titik itu, dokter harus mengamputasi kaki dan jarinya, menurut laporan tersebut.

Pasien juga membutuhkan alat pacu jantung selama 13 hari untuk mengobati disfungsi jantungnya. Tim medis mengetahui bahwa meskipun mahasiswa Massachusetts itu telah menerima dosis pertama vaksin meningokokus, dia tidak pernah menerima booster yang direkomendasikan. Teman sekamarnya juga memakan sisa makanan dan muntah, tetapi tidak memiliki reaksi yang mengancam jiwa.

Para ahli telah memperingatkan bahaya menyimpan sisa nasi secara tidak benar. Makanan seperti nasi dan pasta mengandung bakteri yang disebut Bacillus cereus. Bakteri itu menghasilkan racun ketika dipanaskan atau dibiarkan terlalu lama, menurut CDC.

Pada 2008, seorang remaja meninggal dalam tidurnya setelah makan sisa pasta yang tidak didinginkan semalaman. Kasus itu dilaporkan dalam Journal of Clinical Microbiology.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *