Komnas HAM mulai mengumpulkan keterangan dari pihak keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, korban peristiwa baku tembak antaranggota polisi di rumah dinas Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Komnas HAM sudah menemui keluarga Brigadir Yosua di Jambi. Dalam pertemuan itu keluarga Brigadir Yosua telah memberikan sejumlah video dan foto kepada tim Komnas HAM.
"Kami diberikan banyak keterangan, banyak foto, dan video oleh pihak keluarga," kata Anggota Komnas HAM Mohammad Choirul Anam dalam keterangannya, Minggu (17/7). Setelah bertemu langsung dengan pihak keluarga, lanjut Anam, Komnas HAM mendapat banyak keterangan, khususnya terkait video dan foto yang beredar di publik tentang kematian Brigadir Yosua. "Komnas HAM tentu saja dapat lebih banyak dari apa yang beredar di publik khususnya soal foto, soal video," imbuhnya.
Namun yang lebih penting menurut Anam, ialah bagaimana foto dan video tersebut diambil dan seperti apa konteksnya. Anam mengatakan permintaan keterangan dan bukti terkait peristiwa kepasa pihak keluarga Brigadir J adalah awal dari tahapan proses pemantauan dan penyelidikan terkait insiden tersebut. Anam menegaskan pihaknya melakukan pemantauan dan penyelidikan berdasarkan jejak jejak fakta terkait peristiwa dan bukan dari motif.
"Jika banyak yang menyumbang pikiran dan lain sebagainya soal analisis, soal motif, dan lain sebagainya, nanti prosesnya. Jadi kami tidak berangkat dari motif tapi kami berangkat dari jejak jejak fakta fakta yang ada," kata Anam. Selain mendapat banyak foto dan video yang tidak beredar di publik, Komnas HAM juga sudah mendapatkan keterangan terkait peretasan yang dialami oleh keluarga Brigadir Yosua. "Termasuk keterangan keluarga Brigadir Yosua yang mengaku ada pihak meretas telepon seluler. Kami mendapatkan informasi kapan peretasan dilakukan, polanya seperti apa, dan lainnya," tambahnya.
Tidak hanya itu, tambahnya, Komnas HAM juga mendapat keterangan adanya polisi yang datang dalam jumlah besar ke rumah keluarga korban Brigadir Yosua di Jambi. Komnas HAM menyambut baik informasi, keterangan, serta video maupun foto yang diberikan oleh pihak keluarga Brigadir Yosua. Hal itu diperlukan untuk mengungkap peristiwa sebenarnya terkait kematian Brigadir Yosua.
Langkah yang dilakukan Komnas HAM tersebut merupakan tahapan awal dalam mengungkap kasus baku tembak pada Jumat (7/8). Polri melibatkan Komnas HAM dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dalam mengusut kasus baku tembak sesama anggota polisi di rumah dinas Ferdy Sambo. Polri dan Komnas HAM akan bekerja sesuai tugas, wewenang, dan fungsinya masing masing sesuai mandat undang undang.
Sementara dari pihak keluarga Brigadir Josua hari ini rencananya akan membuat Laporan Polisi (LP) ke Bareskrim Polri. Ayah Brigadir Josua, Samuel Hutabarat sudah tiba di Jakarta pada Minggu (17/7) kemarin. Hal itu dikonfirmasi oleh kuasa hukum yang ditunjuk keluarga Brigadir Josua, Kamaruddin Simanjuntak. Ia menyebut akan mendampingi Samuel untuk melakukan pelaporan di Bareskrim Mabes Polri. Kamaruddin menambahkan, jika memungkinkan, ia akan mendampingi langsung Samuel untuk membuat laporan polisi di Bareskrim.
Ia juga mengatakan, hingga sore kemarin ia belum bertemu dengan Samuel setelah dikabarkan terbang ke Jakarta dari Jambi.